Saturday, May 10, 2014

Emak dan kesetiaan

sabda Rasulullah S.A.W emang betul, "tetangga lebih dekat daripada saudara sendiri". kira-kira begitu gambaran hadistnya, Wallahualam..

setiap orang yang hidup bertetangga pasti pernah deh ngerasain, punya tetangga yang deket dan baik banget sama keluarga kita. bener-bener ngebantu disaat dibutuhkan, saling berbagi disaat ada, deket banget deh, malah sampe lebih deket dibanding saudara sendiri. Gue yang ngerasain hal itu salah satunya, 19 tahun lalu, gue yang masih berumur dua tahun, pindah ke sebuah perumahan di Bekasi, setelah dua tahun sebelumnya gue tinggal di Serang, Banten. Gak banyak yang gue inget diawal kepindahan gue, sampe gue berumur empat tahun, gue mulai kenal lingkungan perumahan gue itu, gue mulai bersosialisasi sama anak-anak sebaya gue di perumahan itu, juga main ke daerah kampung yang deket banget dari rumah gue yang letaknya di hoek, cuma dipisah sama tanjakan kecil buat menuju ke kampung itu. gue yang mulai bermain sama anak-anak disitu cukup sering main di tetangga gue yang tinggalnya di kampung, tepat sebelah atas rumah gue. Adi, nama anaknya, tiga tahun lebih tua dari gue, tapi gue paling sering main sama Adi, karena kita berdua sering main bola bareng di kebun rambutan punya saudaranya. yang tadinya gue cuma kenal sama Adi dan Ari, adiknya, gue mulai kenal sama orang tuanya, sampe sekarang gue manggil nyokapnya Adi sengan sebutan emak.
emak, sebetulnya sering main kerumah gue dan ngobrol sama nenek gue (almh.) sampe bener-bener intens, emak, sering ngirimin masakan dia kerumah gue, nemenin nenek setoran ke Bank, Suaminya emak yang gue panggil babeh, juga temen setia bokap gue. semakin hari kedekatan keluarga kita makin baik, ampe keluarga gue menganggap mereka saudara, gue pun begitu. ampe suatu waktu, kondisi keluarga gue yang mengharuskan menjual rumah itu, buat menghindari mantan suami (suami nyokap setelah bokap dan nyokap gue cerai) menjual rumah itu sepeninggal nenek gue, karena waktu itu nyokap gue gak tinggal sama gue, nenek, dan adik gue, melainkan tinggal dirumah yang satu lagi. Skip cerita, gue pindah rumah ke daerah kampung juga, disitu pun emak dan babeh tetep setia nemenin nenek dan adik gue, waktu itu gue tinggal ke Jambi buat ikut bokap, meski dua tahun kemudian gue balik lagi ke Bekasi setelah nyokap cerai lagi. emak dan babeh begitu setia sama keluarga gue, padahal keluarga gue cuma tetangga mereka, tapi loyalitas mereka gak bisa dinilai dengan apapun, gue sayang mereka kayak gue sayang ke keluarga gue. Di tahun 2009 nenek gue meninggal, sebelum itu, nenek gue kena stroke selama kurang lebih 3 tahun, dan selama itu di dalam kondisi ketidak mampuannya beraktifitas, emak dan babeh yang ngebantu nenek disaat nyokap gue kerja. Setelah nenek meninggal pun, emak dan babeh masih sering kerumah nengok nyokap dan saudara sepupu gue, karena gue dan adik gue ngekost berdua di Serang waktu SMA. selepas SMA, gue dan adik gue balik lagi ke Bekasi, gue mulai jarang ketemu sama emak dan babeh, karena rutinitas gue kerja, kuliah sambil usaha kedai kecil-kecilan bareng temen gue. Tapi gue masih sering main kerumah emak dan babeh setidaknya 2 bulan sekali.

"sukses ya abang", "abang gantengnya emak, cepet sukses ya, biar bisa bahagiain ibu... nenek kan udah gak ada, jagain ibu". kata-kata itu yang paling sering gue denger dari emak setiap gue main. "amiiin.. doain terus ya mak, biar abang bisa bantuin sekolah ari sama fajar..". selalu begitu jawaban gue, sampe tadi malem, 9 Mei 2014, emak harus lebih cepat berpulang karena penyakit diabetes yang dia derita 3 bulan belakangan. 

meskipun emak bukan nyokap kandung gue, ada rasa penyesalan yang sangat sangat mendalam dalem hati gue, gue belom bisa ngeliatin kesuksesan gue ke emak, gue belom bisa bantuin anak-anaknya emak. gue gak ada disamping emak waktu tiga hari sebelumnya dia pengen ketemu gue dan adik gue. Sampe emak meninggal, gue belom bisa...

19 tahun yang berkesan buat gue, kenal sama emak dan keluarganya. banyak hal yang gue dapet dari mereka, hal yang amat sangat berharga dalam kehidupan, gue belajar tentang kesetiaan...

maafin abang ya mak, belom sempet ngejawab harapan emak selama ini. yang tenang disana ya mak, abang selalu berdoa buat ketenangan emak disana...

Innalillahi wa inna illaihi raji'uun...
yang tersayang, guru yang selalu mengajarkan kesetiaan, Emak..

Wednesday, May 7, 2014

cerita ayah dan anak tirinya

apa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu?
pertanyaan yang klasik banget, banyak jawaban, banyak alasannya juga, tapi ini soal prinsip...
suatu malam, seorang ayah berbincang dengan anak tirinya, awalnya obrolan diisi tentang komentar soal pertandingan klub yang mereka gemari, si ayah merupakan fans berat Liverpool, sedangkan anak tirinya pendukung setia Manchester United. Obrolan begitu panjang, ada ejekan-ejekan yang terselip di dalamnya, sambil merokok, keduanya membahas soal loyalitas seorang pemain terhadap klubnya, si ayah dan anak tirinya memiliki anggapannya masing-masing, si ayah menganggap loyalitas pemain dikarenakan iklim di klub tersebut yang sejuk, persaingan antar pemain berjalan sehat dan saling mendukung, berbeda dengan si anak, yang menganggap loyalitas pemain disebabkan faktor finansial yang mendorong si pemain bertahan di klub tersebut.
hingga akhirnya topik tersebut dibawa ke 'arena' lain oleh si ayah, beliau bercerita, bahwa tempat ia bekerja sudah tidak lagi memberikan kenyamanan baginya, kenyamanan yang dimaksud adalah ketidakpedulian atasannya terhadap bawahan. sebetulnya ia sendiri tidak perlu mengambil pusing soal itu, karena ia adalah karyawan kesayangan atasannya, apa yang ia minta selalu dituruti oleh atasannya, penghasilannya pun paling tinggi diantara karyawan lain, ditambah fasilitas yang diberikan oleh tempat ia bekerja, rasanya itu sudah cukup. tapi si ayah memiliki pandangan lain, ia tidak bisa bekerja di dalam kecemburuan antar karyawan, dan tidak bisa melihat teman kerjanya yg lain dihiraukan oleh atasannya, bahkan si ayah berkata ia akan berhenti bekerja di tempat itu jika sikap atasannya tidak berubah terhadap teman karyawannya yg lain, baginya, mendapat pekerjaan bukan sesuatu yg sulit, selama ada usaha dan soft skill yang masih menempel di badannya, ia tidak memusingkan soal penghasilan, menurutnya gaji itu disesuaikan dengan kemampuan yang kita miliki, apabila gaji itu tidak sesuai pun, ia percaya Tuhan akan menggantinya dengan segala kemudahan dan kesehatan, itu yang terpenting menurutnya.
mendengar perkataan tersebut, si anak terdiam, ia tertegun mendengar ucapan ayah tirinya tersebut. si anak saat ini memang bekerja, meskipun menurutnya gajinya belumlah besar, tapi ia akhirnya sadar, tempat ia bekerja sebetulnya nyaman, ia pun kerap protes kepada atasannya tapi selalu ditanggapi dengan baik, sama sekali tidak ada bantahan dari atasannya. Ia pun sadar, 'sisa' kerja kerasnya memang tidak mesti diganti dengan kenaikan gaji, tapi dibalas oleh kesehatan dan keselamatan oleh Tuhannya, atasannya yang paling atas.
lantas, apa yang terpenting dari sebuah tempat kerja?

Tuesday, May 6, 2014

akhirnyaaa...

akhirnya punya blog juga hahaha norak banget gue!!
22 tahun dan baru hari ini gue punya blog, bukannya kudet, tapi karena sebelum ini gue kurang begitu suka yang namanya nulis atau ngetik. gue lebih suka baca.
tapi karena rutinitas gue sekarang yang mengharuskan gue deket-deket laptop, lama-lama mikir juga knp gue gak buat blog aja, toh banyak juga cerita yang pengen gue sharing, dari keseharian gue dikostan, di kampus, jadi admin twitter, humas dan jadi insurrance consultant. dan ya udah, malem ini juga gue bikin blog diem-diem (maksudnya biar gak ketauan kudetnya kalo baru sekarang gue punya blog :p).
yang mau gue share juga gak jauh dari cerita sehari-hari gue, yang gue anggap seru, lucu, sedih atau apapun lah.. suka duka jadi anak kost, jadi mahasiswa, jadi admin twitter, jadi humas, dan jadi insurrance consultant :D
bukan bermaksud untuk membuat impresi dari apa yg gue tulis disini, tapi cuma sekedar berekspresi (baca=curhat).
dan ini adalah posting pertama gue di blog! hehehe