Wednesday, May 7, 2014

cerita ayah dan anak tirinya

apa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu?
pertanyaan yang klasik banget, banyak jawaban, banyak alasannya juga, tapi ini soal prinsip...
suatu malam, seorang ayah berbincang dengan anak tirinya, awalnya obrolan diisi tentang komentar soal pertandingan klub yang mereka gemari, si ayah merupakan fans berat Liverpool, sedangkan anak tirinya pendukung setia Manchester United. Obrolan begitu panjang, ada ejekan-ejekan yang terselip di dalamnya, sambil merokok, keduanya membahas soal loyalitas seorang pemain terhadap klubnya, si ayah dan anak tirinya memiliki anggapannya masing-masing, si ayah menganggap loyalitas pemain dikarenakan iklim di klub tersebut yang sejuk, persaingan antar pemain berjalan sehat dan saling mendukung, berbeda dengan si anak, yang menganggap loyalitas pemain disebabkan faktor finansial yang mendorong si pemain bertahan di klub tersebut.
hingga akhirnya topik tersebut dibawa ke 'arena' lain oleh si ayah, beliau bercerita, bahwa tempat ia bekerja sudah tidak lagi memberikan kenyamanan baginya, kenyamanan yang dimaksud adalah ketidakpedulian atasannya terhadap bawahan. sebetulnya ia sendiri tidak perlu mengambil pusing soal itu, karena ia adalah karyawan kesayangan atasannya, apa yang ia minta selalu dituruti oleh atasannya, penghasilannya pun paling tinggi diantara karyawan lain, ditambah fasilitas yang diberikan oleh tempat ia bekerja, rasanya itu sudah cukup. tapi si ayah memiliki pandangan lain, ia tidak bisa bekerja di dalam kecemburuan antar karyawan, dan tidak bisa melihat teman kerjanya yg lain dihiraukan oleh atasannya, bahkan si ayah berkata ia akan berhenti bekerja di tempat itu jika sikap atasannya tidak berubah terhadap teman karyawannya yg lain, baginya, mendapat pekerjaan bukan sesuatu yg sulit, selama ada usaha dan soft skill yang masih menempel di badannya, ia tidak memusingkan soal penghasilan, menurutnya gaji itu disesuaikan dengan kemampuan yang kita miliki, apabila gaji itu tidak sesuai pun, ia percaya Tuhan akan menggantinya dengan segala kemudahan dan kesehatan, itu yang terpenting menurutnya.
mendengar perkataan tersebut, si anak terdiam, ia tertegun mendengar ucapan ayah tirinya tersebut. si anak saat ini memang bekerja, meskipun menurutnya gajinya belumlah besar, tapi ia akhirnya sadar, tempat ia bekerja sebetulnya nyaman, ia pun kerap protes kepada atasannya tapi selalu ditanggapi dengan baik, sama sekali tidak ada bantahan dari atasannya. Ia pun sadar, 'sisa' kerja kerasnya memang tidak mesti diganti dengan kenaikan gaji, tapi dibalas oleh kesehatan dan keselamatan oleh Tuhannya, atasannya yang paling atas.
lantas, apa yang terpenting dari sebuah tempat kerja?

No comments:

Post a Comment